Kota Tangerang – Bertajuk “Kota Tangerang Benteng Toleransi” Majelis Ulama Indonesia Kota Tangerang bersama tokoh agama se KotaTangerang, menggelar Tasyakuran dalam rangka menyambut HUT kota Tangerang yang ke 29, Minggu, 27 Februari 2022, di Aula Gedung MUI Kota Tangerang, Jln. Satria Sudirman No.1, Sukarasa Kota Tangerang.
Ketua MUI Kota Tangerang, KH Ahmad Baijuri khotib MA dalam sambutanya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Walikota Tangerang.
“Terima kasih kepada Walikota Tangerang, Bapak Arief R Wismansyah yang telah sabar mengurus kami warga Tangerang, sehingga kami berkehidupan yang baik,” ucap Baijuri.
Kemudian katanya bahwa Tuhan menciptakan kita dalam keberagaman dan perbedaan terhadap makhluk-makhluknya, ada laki-laki dan perempuan, bersuku- suku dan berbangsa-bangsa, dan semua kita berasal dari satu yaitu Nabi Adam AS.
Menurutnya penduduk Kota Tangerang yang hampir dua juta jiwa dengan keberagamam agama, suku, ras, dan etnis. Di kota ini ada etnis Melayu, Tiongkok, Cina dan etnis Arab, bahkan etnis Cina sudah ada di kota Tangerang sejak 1680 M telah duduk bersama dengan kita dalam persaudaraan dan kebersamaan yang damai dan harmoni. Walaupun sesungguhnya perbedaan ini sangat rentan menimbulkan sentimen dan gesekan yang bisa mengganggu kehidupan kita sehari-hari. Keadaan ini semua tidak lepas dari peran tokoh-tokoh agama, pemuka agama dan kita semua warga Kota Tangerang yang memahami bahwa perbedaan adalah fitrah dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Kita semua diajarkan oleh Agama kita bahwa ada nilai-nilai persaudaraan, nilai kebersamaan, yang harus kita jaga, kita harus menyayangi dan saling menghargai satu sama lain, seperti terdapat dalam Alquran Allah SWT berfirman, yang artinya; “wahai manusia kami telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan, kami ciptakan kalian bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar kemudian kalian saling mengenal satu sama lain, agar kalian memahami perbedaan diantara kalian, agar kalian bisa menghargai perbedaan yang nikmat menjadi fitrah dari penciptaan Allah tuhan yang maha kuasa,” ( QS. Al hujurat;13)
Di Kota Tangerang ini, kita dilahirkan dinegeri ini kita dilahirkan kita hidup dari air tanah ini, kita bernafas dari udara negeri ini, berdiri beribadah dan bersujud di Tanah yang kita cintai ini bahkan kita akan mati di tanah ini, tanah tumpah darah kita. Kota Tangerang adalah rumah kita. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah tanah air kita, mari kita bangun, mari kita jaga sama-sama, jangan kita rusak.
Keharmonisan yang sudah begitu luar biasa harus kita jaga sama sama, jangan kita rusak Cuma karena perbedaan agama dan etnis, mari kita sudahi kebencian-kebecian, kita hentikan bahasa rasisme, ‘kamu Jawa, Kamu Cina, Kamu Batak’ yang harus kita katakan sama-sama ‘Saya adalah Indonesi, kamu adalah Indonesia dan kita semua adalah Indoensia
Di hari ulang Kota Tangerang ke 29, Kota Tangerang Ayo, Ayo Kita Saling bersaudara, Ayo Kita Saling Menyayangi , Saling Menghargai, Kota Tangerang Benteng Tolensasi.
Walikota Tangerang, H Arief R Wismansyah dalam sambutannya menyampaikan apresiasai kepada para pemuka agama Kota Tangerang. Telah menjadikan Kota Tangerang sebagai Benteng Tolerensi. Dengan tidak memikirkan perbedaan, memikirkan cita cita yang sama, hingga mampu mensejahterakan warga masyarakatnya, sesuai nilai-nilai Pancasila dan menjadi dasar Kota Tangerang
Seiring berjalannya waktu, Kota Tangerang memasuki usia ke 29, untuk itu ia mengajak seluruh warga masyarakat dari berbagai suku bangsa, etnis dan dari bebagai keyakinan dan asal usul agar bersama-sama membangun kota yang kita cintai ini.
Kota Tangerang terus berbenah diri, dengan keebersamaan yang kita miliki saling bahu membahu dan bekerja sama mewujudkan Kota Tangerang yang sejahtera, sehat dan Tangerang yang berdaya saing
Menurutnya bahwa kebersamaan harus kita Jaga dan kita rawat bersama, tidak harus terfokus dengan perbedaan yang ada, akan tetapi kita sama-sama menghadapi tantangan dan peluang agar Kota Tangerang lebih maju dan sejahtera.
Direktur pencegahan BNPT, Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid SE, MM, dalam paparan orasi kebangsaanya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kota Tangerang yang ke 29, sebagai Benteng Toleransi. dan juga sangat mengapresiasi kegiatan ini luar biasa, karena ada komitmen, ada akad, perjanjian bersama, di dalam perjanjian tersebut Kota Tangerang sebagai benteng toleransi
Selanjutnya Kota Tangerang sebagai salah satu bagian dari Indonesia, wajib sebagai garda terdepan untuk menjaga toleransi. Heterogenitas bangsa Indonesia tersebut harus dijaga dengan komitmen bersama terhadap konsensus nasional bangsa Indonesia yaitu Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 45.
Menurutnya bahwa ancaman yang datang terhadap konsensus nasional adalah radikalisme dan terorisme. Radikalisme dan terorisme adalah virus idiologi, yang bukan memonopoli satu agama akan tetapi ada di semua agama dan ini potensi yang ada di setiap individu manusia, tidak melihat suku, ras, agama, profesi, bahkan tidak melihat ada pada setiap kualitas orang, termasuk di dalamnya Tangerang. Ini potensi untuk di infiltrasi di susupi oleh paham-paham radikalisme.
Radikalisme dan terorime mengatasnamakan agama sejatinya adalah fitnah bangsa, mengapa? karena bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama yang mewajibkan rahmatanlil’alaamiin, kasih sayang, akhlakul karimah, berbudi pekerti yang luhur, persatuan dan kebahagiaan. Kemudian mereka yang menginginkan perpecahan.
Menurutnya bahwa di BNPT selalu melibatkan peran serta dalam konsep NKRI. Multi pihak, wabilkhusus pihak pemerintahan, baik pemerintahan lembaga maupun pemerintah daerah, yang juga komunitas, terutama komunitas beragama, baik lembaga ormas islam maupun lembaga ormas agama, lembaga seni dann budaya dan lembaga pondok pesantren dan sebagainya, kemudian juga melibatkan media massa, baik media sosial, digital dan media elektronik, juga melibatkan civitas akademi serta melibatkan para pengusaha, baik pengusaha yang tergabung di BUMN maupun pengusaha swasta.
Itulah setrategi mendahali yang kami terapkan, mohon doa dan dukungan terutama warga Kota Tangerang, khususnya para ulama dan pemerintah daerah untuk mensukseskan setrategi dan kebijakan pemerintah ini dalam membangun toleransi beragama, persatuan dan kesatuan, konsistensi terhadap konsesus nasional yaitu Pancasila, NKRI harga mati.
Acara tasyakur dilakukan secara Daring dan Ruling, didukung oleh Pemerintah Kota Tangerang dan Tokoh lintas Agama, diikuti Forkopinda, elemen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan umat beragama se Kota Tangerang. Tasyakur yang dibarengi dengan Deklarasi Kota Tangerang Benteng Toleransi dan penandatanganan oleh enam agama yang ada di Kota Tangerang.
Adapun yang mewakili deklarasi lintas agama yakni; dari Agama Islam di wakili oleh KH Amin Munawar, Katholik oleh Romo walterus Teguh Santoso SJ, Kristen Protestan oleh Pdt. Yusuf Ratulangi, Hindu oleh I nyoman Subiaksa, Budha oleh Ramani Pandita Lida Melani, dan Khong Hu Cu oleh Herman Suhanda. Tasyakur ditutup dengan pemotongan tumpeng HUT Kota Tangerang.
Ida Bastian