Oleh : Patricia Oktavia Sikoway
Editor: Ida Bastian
Portalindonews.com – Masyarakat mengutuk keras seluruh aksi keji yang dilancarkan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua karena dengan tegas membunuh aparat keamanan. Tidak hanya berhenti di sana, namun mereka juga langsung kembali menjalankan terornya dengan melakukan penembakan kepada warga sipil. Maka dari itu penindakan tegas patut dilakukan.
Gangguan keamanan yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan ternyata kembali terus terjadi. Setelah pada hari Senin tanggal 18 September 2023 siang lalu terjadi penembakan oleh KST Papua terhadap personel gabungan yang sedang melakukan patroli di Distrik Serambakon, pada sore harinya justru mereka kembali beraksi dan terjadi di Kampung Okpol, Distrik Oksibil.
Kepala Satgas Hubungan Masyarakat (Humas) Ops Damai Cartenz 2023, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bayu Suseno mengungkapkan bahwa gerombolan separatis itu kembali berulah dengan menembak sebanyak 2 (dua) orang warga masyarakat sipil orang asli Papua (OAP).
Saat kejadian itu, kedua korban memang sedang berada di dapur rumah mereka dan secara tiba-tiba terjadi suara tembakan yang mengenai mereka. Akibat dari adanya penembakan itu, Regina Bitdana berusia 50 tahun mengalami luka tembak di atas pergelangan kaki sebelah kiri, kemudian Jonas Kalakmabin berusia 35 tahun tertembak pada mata kaki sebelah kiri. Kedua korban saat ini sudah berada di Rumah Sakit Umum (RSU) Oksibil untuk menjalani perawatan medis.
Sebelum kejadian penembakan warga sipil itu, satu anggota dari Brigade Mobile (Brimob) Sulawesi Utara gugur setelah dirinya tertembak di Distrik Serambakon saat para personel gabungan melakukan patroli di sana. Kejadian kontak tembak antara Satgas Tindak Ops Damai Cartenz 2023 dengan KST di Kampung Yapimakot itu sekitar jam 11:00 WIT sehingga mengakibatkan satu anggota gugur atas nama Briptu Agung.
Saat ini, seluruh tim gabungan dari TNI dan Polri tengah melakukan pengejaran kepada para pelaku penembakan itu. Pihak aparat keamanan pun sangat optimis bahwa mereka pasti akan berhasil meringkus para pelaku dan mampu memproses para pelaku sesuai dengan aturan hukum di Indonesia.
Memang aparat keamanan sendiri terus berupaya untuk menjaga seluruh wilayah di Papua dari ancaman KST agar bisa kembali menjadi kondusif dan aman. Beberapa hal juga dilakukan, termasuk melakukan pendekatan yang tegas dan terukur. Sebagai salah satu contohnua adalah penindakan tegas aparat keamanan yang dilakukan kepada KST Papua di Yahukimo.
Sebanyak 5 (lima) orang anggota Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Papua dilaporkan tewas sebagai akibat dari adanya baku tembak dengan pihak Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Marinis 7 di Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Kelompok tersebut ternyata merupakan anggota dari Yotam Bugiangge.
Sebagai informasi, Yotam sendiri merupakan mantan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang membelot dan kini menjadi gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih, kemudian akan kejaidan tersebut, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi GN. Suriastawa mengatakan bahwa kepastian kabar tewasnya anggota KST itu didapatkan dengan mencocokkan berbaga data yang dimiliki oleh pihak aparat gabungan, dan yang tewas dalam baku tembak itu bukanlah dari masyarakat sipil, melainkan anggota KST Papua.
Diketahui bahwa kelima anggota KST itu tewas saat setelah melakukan kontak tembak dengan aparat TNI yang sedang melaksanakan patroli lingkungan pos di Yahukimo. Kontak tembak sendiri berawal pada hari Rabu, tanggal 13 September 2023 siang lalu.
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan di pos, memang ada pergerakan dari beberapa orang yang diantaranya mereka memiliki senjata laras panjang tengah melintas di Sungai Braza. Bukan hanya itu saja, namun terjadi pula pergerakan orang keluar masuk gubuk di pinggiran sungai tersebut.
Selanjutnya, pada pukul 13:15 Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) aparat keamanan dari personel gabungan kemudian melanjutkan pengintaian mereka dengan lebih detail lagi dan diputuskan pada akhirnya mereka akan melaksanakan patroli. Namun di tengah patroli yang dilakukan itu, aparat ternyata bertemu dengan KST Papua di Sungai Braza.
Lalu pada hari Kamis tanggal 14 September 2023 pukul 09:05 WIT, pihak gerombolan separatis itu dilaporkan telah melepaskan tembakan senjata api (senpi) laras panjang yang mereka bawa dari dua sudut arah yang berbeda dan berusaha mengarah ke tim gabungan. Pada waktu itu juga dilaporkan ada juga beberapa anggota KST Papua yang bermunculan dari gubuk dan berupaya untuk melepaskan tembakan ke arah aparat.
Sehingga pada saat itu juga, pihak Komandan Satgas (Dansatgas) Gabungan memerintahkan kepada jajarannya untuk melakukan tembakan balasan. Dalam baku tembak yang terjadi, awalnya terlihat sebanyak 4 (empat) orang KST Papua meninggal di tempat. Sementara yang lainnya berupaya untuk melarikan diri dengan berhamburan masing-masing sambil terus membawa kabur senjata dari kawan mereka yang sudah tewas di tempat.
Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakarta