Eksistensi Santri Membangun Negeri

Oleh: Dr H.Muhammad Soleh Hapudin, M.Si.

Editor: Ida Bastian

Portalindonews.com – Perayaan Hari Santri yang dilaksanakan  setiap Tanggal 22 Oktober, merupakan sebuah  moment penting bagi segenap santri  dan elemen bangsa sebagai bentuk jasa kiai dan santri dalam melawan penjajahan.

Melalui Surat Edaran Menteri Agama Repulik Indonesia tentang Pelaksanaan Hari Santri, dan tema yang dicanangkan untuk Hari Santri 2023 adalah “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Tema ini bertujuan untuk merayakan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan kebodohan. Pada surat edaran juga dijelaskan, bahwa santri berperan sebagai garda terdepan dalam melawan ketidakpahaman, kebodohan, dan ketertinggalan. Berbicara santri tidak bisa dilepaskan dari pesantren, dalam bahasa arab, kata ma’had merupakan tempat santri belajar mengaji (KBBI).  Karakteristik santri menurut KH Sahal Mahfudz memiliki tiga karakter pertama teguh dalam aqidah, toleran dalam hal syariah yang berhubungan tuntunan sosial, memiliki dan dapat menerima sudut pandang yang beragam terhadap permasalahan sosial, menjaga dan mengedepankan moralitas sebagai panduan sikap dan perilaku keseharian.

Pendidikan pondok pesantren disebut sistem pendidikan produk Indonesia dengan istilah indigenious (pendidikan asli Indonesia). Lahirnya Undang-Undang No 18 Tahun 2019, tentang Pesantren menjadi tanda pengakuan (rekognisi) negara terhadap pesantren, dan engagment antara negara dan pesantren dalam merebut kemerdekaan Indonesia dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satu point penting dalam UU Pesantren tersebut yang perlu di garis bawahi, bahwa pesantren memiliki tiga fungsi, fungsi pertama fungsi pengajaran, kedua fungsi dakwah dan ketiga fungsi pemberdayaan masyarakat.

Literasi di gital di pesantren memiliki peran penting sebagai jembatan perjumpaan antara santri dengan dunia luar pesantren. Hadirnya lompatan teknologi berbasis digital membawa perubahan signifikan pada kehidupan manusia dalam berbagai sektor. Mulai perpolitikan, pendidikan, sosial hingga keagamaan. Terlebih saat ini, kita berada di era revolusi industri kini tengah memasuki babak baru yakni telah berada pada revolusi Industri 4.0. Disrupsi itu bergerak sangat cepat seakan-akan menuntut semua orang untuk cepat beradaptasi. Digitalisasi telah mengubah cara hidup bermasyarakat. Dimana industri ini merupakan proses produksi diseluruh dunia  mengkombinasikan tiga unsur penting yakni; manusia, robotic, Artificial Intelligent (AI) dan big data. Jihad era saat ini adalah bagaimana santri bisa mengisi kemerdekaan, jihad era saat ini, santri  bersifat adaptif dan responsif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi melalui ilmu pengetahuan, teknologi dan penguatan karakter untuk membangun negeri.

Kemajuan sains dan teknologi harus berjalan seimbang dengan penjagaan kita terhadap hal-hal lama yang baik. Kemajuan IPTEK ditengah arus globalisasi yang cepat saat ini adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin dihindari. Selain memberikan berbagai manfaat yang telah kita rasakan, kemajuan Sains dan teknologi juga membawa disruptif atau perubahan cepat yang mendasar. Prinsip yang harus dipegang teguh bagi santri milenial ialah al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni ‘Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik

Pesantren dan santri sendiri perlu menyiapkan diri menghadapi dunia digital. Kemajuan teknologi mengakibatkan model dakwah semakin berkembang pesat dan dinamis. Tantangan dakwah di era teknologi digital, kini berbeda. Sebagian umat tak punya banyak waktu bersilaturahmi dalam ruang luring (offline), tetapi tak pernah kehabisan waktu dalam bercengkerama secara virtual melalui berbagai platform digital.

Maka dalam perkembangan era digital, santri juga mengalami perubahan dengan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari di pesantren. Seperti internet, smartphone, laptop, tablet, dan lain-lainnya sehingga muncul generasi santri baru yang disebut dengan Santri milenial. salah satu cara kiranya yang dapat dipakai dipesantren adalah pemanfaatan media.
Penulis berpandangan Santri milenial minimal memiliki empat kemampuan utama,  kemampuan  yang harus dikuasai antara lain kemampuan dan menguasai literasi digital, sebagai mampu membangun content creator dakwah, menjadi influencer,  memiliki kemampuan menulis atau jurnalistik, dan berbicara atau public speaking yang baik. Kemajuan teknologi berimplikasi pada model dakwah semakin berkembang pesat dan dinamis. Kenapa santri penting untuk ikut dakwah dunia maya? Karena santri memiliki sanad keilmuan yang tersambung (muttasil) sampai Radulullah SAW, sehingga kualitas keilmuannya otoritatif ( diakui kealimannya) Sebagai santri milenial minimal memiliki tiga karakteristik yang dimiliki generasi milenial, yaitu Pertama. confidence (percaya diri). Kedua creative (karya akan ide dan gagasan), dan ketiga connected (pandai bersosialisasi dalam berbagai komunitas).

Karakteristik ini yang tentu juga dimiliki oleh santri zaman now sebagai bagian dari santri milenial. Mereka adalah generasi yang mendalami ajaran agama Islam sekaligus juga melek internet, mengusai teknologi informasi dan digitalisasi, suka dengan kebebasan, senang melakukan personalisasi, mengandalkan kecepatan informasi yang instan, suka belajar, bekerja dengan lingkungan inovatif, aktif berkolaborasi, menguasai hyper technology, kritis dan terbiasa berfikir out of the box, sangat confidence, connected atau pandai bersosialisasi, gemar di media sosial dan sangat tergantung pada internet. Santri di era milenial juga sudah melek teknologi, serta dapat membendung atau membatas sebuah paham yang akan merusak citra agama dan tentunya dapat merusak negara.

Santri di era milenial juga tidak jarang memposting sesuatu yang berkaitan dengan negara dan agama, seperti berdakwah dalam media sosial dan juga selalu menyebarluaskan informasi (menshare) dan membatasi content yang bisa merusak citra agama dan negara. Sebagai bagian dari elemen bangsa bahkan berkontribusi besar dalam proses pendirian Republik ini, komunitas santri sudah selayaknya ikut memotori kerja-kerja penjernihan informasi di dunia digital. Jika dahulu para kiai berjihad mengorbankan darah dan air mata melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan, maka zaman sekarang santri berjihad meramaikan media sosial yakni dengan konten-konten agama yang berkualitas, bermanfaat, santun dan menyejukan. Jihad Santri Jayakan Negeri

Penulis adalah: Pengurus MUI Kota Tangerang Komisi Pendidikan dan Kaderisasi, LP2KU MUI Kota Tangerang, Ketua DPW Forum Silaturahmi Doktor Indonesia Provinsi Banten/ Litbang Majelis Dai Kebangsaan Kanwil KEMENAG Provinsi Banten/Dosen Universitas Esa Unggul/Alumni La Tansa-Daar El Qolam.

About PORTALINDONEWS

Check Also

Pemberantasan Narkoba oleh Presiden Prabowo, Wujud Komitmen Pemerintah Dalam Melindungi Anak Bangsa

Oleh : Joanna Alexandra Putri Editor: Ida Bastian  Portalindonews.com – Langkah Presiden Prabowo Subianto dalam …