Oleh : Alfisyah Dianasari
Editor : Ida Bastian
Kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diduga menjadi dalang kenaikan kasus positif covid-19 beberapa pekan terakhir. Seluruh elemen masyarakat pun diminta ikut bersinergi melawan pandemi Covid-19 yang masih terjadi dengan selalu menerapkan Prokes ketat dalam beraktivitas.
Tidak bisa dipungkiri bahwa meski Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN yang memiliki tingkat penanganan pandemi COVID-19 paling baik, namun nyatanya pandemi ini sendiri masih belum benar-benar berakhir. Buktinya adalah sampai detik ini pihak World Health Organization (WHO) yang menjadi acuan di dunia kesehatan belum mencabut status pandemi. Selain itu di beberapa negara juga tingkat Covid-19 masih ada yang belum terkendali dengan baik hingga membuat mereka masih melakukan lockdown.
Terlebih, belakangan telah dikabarkan bahwa ada lagi subvarian baru dari Covid-19 Omicron yakni BA.4 dan BA.5 yang dikatakan sudah mulai masuk di Indonesia. Hal tersebut kemudian membuat Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan kepada seluruh masyarakat supaya tetap meningkatkan kewaspadaannya dan terus berhati-hati.
Secara tegas, Wapres mengimbau bahwa sudah seyogyanya protokol kesehatan terus dilakukan oleh seluruh masyarakat dengan patuh. Lebih lanjut, dirinya sama sekali tidak menginginkan kemungkinan buruk bisa terjadi yakni kembali meroketnya kasus Covid-19 di Tanah Air. Untuk itu menurutnya kewaspadaan harus benar-benar kembali ditekankan pada seluruh masyarakat.
Senada dengan yang dikemukakan oleh Wapres Ma’ruf Amin, Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menyatakan kepada masyarakat untuk terus mengikuti anjuran yang telah diberikan oleh Pemerintah mengenai upaya meminimalisasi penularan Covid-19, yakni dengan patuh akan protokol kesehatan. Meski begitu, kabar akan penemuan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini hendaknya tidak terlalu ditanggapi secara berlebihan sampai menimbulkan panik.
Lebih lanjut, Hardiyanto mengimbau kepada seluruh masyarakat supaya tetap menjalankan aktivitas mereka seperti biasa saja. Kendati dirinya mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas seperti biasa, namun katanya jangan sampai masyarakat tidak waspada karena konfirmasi positif Covid-19 dari subvarian baru tersebut nyatanya sudah terus bertambah angkanya di Indonesia. Setidaknya jumlah update sejak Sabtu tanggal 11 Juni 2022 kasus menjadi 574.
Sebagaimana data yang beredar, bahwa kasus tertinggi Covid-19 masih berada di Ibu Kota DKI Jakarta dengan jumlah 314, yang kemudian disusul dengan Jawa Barat dengan 92 kasus dan juga Banten yang memiliki 71 kasus. Peningkatan kewaspadaan memang wajib untuk dilakukan karena di Jakarta sendiri ternyata sejak beberapa hari terakhir ini kasus infeksi harian langsung meningkat cukup signifikan.
Hardiyanto menduga bahwa faktor utama kenapa subvarian Omicron bisa masuk dan ada peningkatan kembali kasus Covid-19 khususnya di Jakarta, dikarenakan masyarakat sudah mulai terlihat lengah sehingga mereka sangat bebas melakukan interaksi bahkan sering melepas maskernya. Tidak hanya itu, namun menurutnya juga bahwa nyatanya masih belum 100 persen masyarakat telah melakukan vaksinasi Covid-19 hingga dosis ketiga.
Pada kesempatan yang lain, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memberikan sebuah prediksi bahwa Indonesia sendiri akan mengalami puncak dari kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini pada minggu kedua atau minggu ketiga bulan Juli 2022 mendatang. Prediksi tersebut berkaca dari bagaimana ketika awal mula varian baru ditemukan, kemudian setidaknya memakan waktu satu bulan kasusnya langsung memuncak.
Perlu diketahui bahwa deteksi pertama mengenai penemuan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini dilaporkan berawal di Bali dengan penemuan 4 kasus, yang mana terdiri dari tiga orang Warga Negara Asing (WNA) dan juga satu orang lainnya merupakan Warna Negara Indonesia (WNI).
Masyarakat harus kembali patuh untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu apabila ada yang merasa masih belum melakukan vaksinasi Covid-19 secara lengkap bisa segera memintanya di fasilitas kesehatan terdekat. Dengan adanya kepatuhan dan kepedulian seluruh pihak, maka prediksi lonjakan kembali kasus Covid-19 pada Juli 2022 dapat dihindari.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute