PORTALINDONEWS.COM, Jombang Jatim – Mengingat Indonesia kaya akan berbagai macam keberagaman budaya, dan pastinya setiap daerah mempunyai ciri khas cara pelestarian yang berbeda- beda.
Karena itu masyarakat Dusun Gilang, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, menggelar Festival petilasan prasasti batu gilang. Yang di gelar pada hari Sabtu 6/10/2021. Pukul 15.00 WIB.
Kebudayaan merupakan suatu adat istiadat atau kebiasaan yang lahir secara alamiah dan berkembang dalam masyarakat, Seiring berjalannya waktu kebiasaan ini menjadi tradisi yang di wariskan secara turun-temurun.
Seperti halnya yang ada di kabupaten Jombang. Kabupaten Jombang mempunyai kebudayaan unik yaitu petilasan prasasti batu gilang.
Pembukaan Festival tersebut, di lakukan dengan arak-arakan yang sangat terlihat seperti akan jaman dahulu kerajaan. Di tambah lagi, adanya suara pukulan gamelan dan gending jawa yang di lestarikan.
Gelar festival turut hadir, Kepala Desa Mojokrapak H Warsubi, Kepala balai pelestarian cagar budaya Zakariya, wakil kebudayaan dinas pendidikan Kabupaten Jombang Dian Yunitasari, Sekcam Tembelang, Babinsa, Bhabinkam Timnas, serta kelompok paguyupan.
Dalam sambutanya H Warsubi mengatakan,” terimakasih banyak atas kehadirannya kepala pelestarian cagar budaya di desa Mojokrapak. Semoga dengan festival yang ke 3 ini batu gilang bisa semakin maju dan banyak di kenal oleh masyarakat Kabupaten Jombang, maupun dari masyarakat kota lainya.
Harapannya, Untuk membangun masyarakat Mojokrapak ini guyub rukun. Untuk peningkatan ekonomi masyarakat di tengah-tengah pandemik ini, apa lagi masyarakat di bawah sangat tersentuh jadi kita melakukan potensi masyarakat di bidang UKM tentunya. Jadi kita ingin UKM ini tetap berjalan dengan baik karena UKM adalah menupang kegiatan ekonomi masyarakat paling bawa, dan ini sangat di butuhkan oleh masyarakat dan juga menupang ekonomi pembangunan.
Saya juga berharap kedepannya, petilasan batu gilang ini bisa di lestarikan sampai anak cucu kita nanti dan seterusnya. Terimakasih juga kepada masyarakat Mojokrapak yang sudah guyub rukun berbondong-bondong untuk memfasilitasi tempat festival ini”, terang H Warsubi.
Di tempat yang sama Zakariya juga menyampaikan, terimakasih banyak pada komunitas gamelan gending dan komunitas lainya yang sudah bersemangat untuk menyukseskan festival ini. Dan mudah-mudahan adanya batu gilang ini sebagai simbol nomer satu di Desa Mojokrapak, saya juga sangat bangga dengan masyarakat Desa ini Karena bisa mengadakan festival. Dan tidak semua masyarakat yang ada di jawa timur bisa melaksanakan festival seperti ini”, tutur Zakariya.
Usai tutur Zakariya, di sambung oleh Dian Yunitasari”, saya menyampaikan rasa bahagia rasa bangga apresiasi yang luar biasa. Untuk segenap panitia segenap warga desa mojokrapak yang telah sukses menyelenggarakan festival batu gilang yang ke 3. Kami dari dinas pendidikan merasa bangga sudah ikut berkontribusi, dan bagian besar dengan harapan tidak hanya berhenti sampai sekarang.
Kami berharap bisa terus berkontribusi pada festival-festival di tahun-tahun berikutnya. Menangapi dari kata Zakariya tadi, tentang tim ahli cagar budaya Kita sudah memproses surat kerjasama yang diajukan ke dirjen kebudayaan, untuk permohonan tim ahli cagar budaya di Jombang ini. Nanti kami benar-benar kita lestarikan”, jelasnya.
Kami juga sudah punya perda nomer 13 tahun 2020 yang implikasinya nanti kita akan bisa melestarikan melindungi dan memanfaatkan cagar budaya sehingga cagar budaya dan warisan budaya tidak hanya menjadi cerita untuk anak cucu kita. Jadi generasi selanjutnya wajib bisa melihat langsung cagar budaya”, imbuhnya Dian Yunitasari.
Selanjutnya di lakukan secara simbolis penanaman pohon bendho yang di tanam di taman batu gilang oleh Kepala Desa H. Warsubi, yang di dampingi Kepala balai cagar budaya Zakariya, dan wakil kebudayaan dinas pendidikan Dian Yunitasari beserta rombongannya.
Reporter: Jmi