Oleh : Listya Kusumaningtyas
Editor : Ida Bastian
Pelaksanaan sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang akan dilaksanakan di nusa Dua Bali merupakan event internasional pertama di Indonesia pada tahun 2022. Banyaknya negara yang berkontribusi dan hadir dalam acara tersebut menunjukkan Indonesia memiliki memiliki peran strategis dan kondusif untuk menggelar sebuah acara besar. Hafisz Tohir selaku Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) melalui keterangan tertulis bahwa total peserta yang akan hadir diperkirakan mencapai 1000 orang.
Secara khusus Indonesia bisa menunjukkan peran yang strategis di mata dunia. Hal tersebut dikemukakan oleh Hafisz bahwa tentu citra positif dari Tanah Air di hadapan dunia dipertaruhkan. “Event ini akan membawa nama Indonesia dan Bali dengan citra positif jika berjalan lancar,” kata dia (18/3).
Senada dengan pernyataan tersebut, Puan Maharani selaku Ketua DPR RI juga mengungkapkan bahwa IPU ke-144 ini bisa menjadi momentum untuk memperkenalkan Indonesia agar diperhitungkan oleh komunitas internasional. Hal tersebut sekaligus menepis stigma bahwa Indonesia tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun sumber daya manusianya juga dapat lebih diperhitungkan demi kemajuan Indonesia.
Maka dari itu dirinya akan berusaha untuk mendorong dan membuka ruang diskusi dengan mengikuti dinamika persidangan untuk membahas isu perubahan iklim. “Perubahan iklim dan pandemi Covid-19, itu isu utamanya tentu saja agenda turunan dan saya juga membuka ruang diskusi mengikuti dinamika yang akan dibahas sesuai dengan aturan persidangan,” kata Puan saat berada di Nusa Dua Bali.
Selain itu, pengaruh citra positif Indonesia juga akan tercermin nantinya lanataran IPU ke-144 akan dibuka secara langsung oleh Presiden Jokowi, yang mana nantinya kita juga akan menjadi presidensi dalam forum KTT G20. Dengan penuh percaya diri, Gubernur Bali Wayan Koster bahkan mampu menyatakan bahwa pandemi COVID-19 di wilayahnya sudah sangat terkendali serta sangat kondusif. Hal itu ditunjukkan dengan tingkat vaksinasi yang sudah cukup tinggi di Bali sehingga Koster mampu menjamin kemanan pelaksanaan IPU ke-144 tesebut.
“Pertemuan ini, momentum pertama pertemuan internasional yang diselenggarakan di Provinsi Bali sebagai awal dari pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali yang sudah memerlukan momentum yang tepat saat ini. Karena, pandemi sudah sangat terkendali dan sangat kondusif,” ucap Koster.
Diketahui pula bahwa sempat pada Desember 2010 silam, Presiden Korea Selatan pada waktu itu, Lee Myung-Bak memberikan apresiasi tingginya kepada Indonesia yang merupakan negara besar dan bisa menjadi panutan dalam berdemokrasi. Kemudian tidak sedikit pihak yang kemudian menyatakan bahwa bukti dari baiknya kualitas demokrasi di Tanah Air terbukti dengan terpilihnya Indonesia menjadi penyelenggara IPU ke-144 mendatang.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute