Oleh : Safira Tri Ningsih
Editor: Ida Bastian
Portalindonews.com – Landasan kerja sama berkonsep presidensial yang terjadi antara PPP dengan PDIP adalah demi untuk bisa terus membangkitkan bangsa Indonesia ini agar bisa bersaing di kancah dunia dengan negara-negara lain dan terus mengejar ketertinggalan agar tidak stagnan. Kerja sama tersebut pun diperkuat dengan mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 karena selama ini dianggap memiliki rekam jejak baik.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa pertemuan antar para elite PDIP dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam rangka meneguhkan kerja sama politik antar kedua belah pihak partai.
Pertemuan antara kedua partai pengusung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) untuk melaju dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 mendatang tersebut digelar pada Minggu tanggal 30 April di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, yang mana persis bersebelahan dengan kantor pusat DPP PPP.
Lebih lanjut, Hasto juga menambahkan bahwa Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri juga langsung menyambut secara langsung kunjungan yang dilakukan oleh partai berlambang Ka’bah tersebut.
Diketahui bahwa pertemuan itu merupakan realisasi dari tindak lanjut hasil Rapimnas V PPP, yang mana mereka secara resmi mengusung dan mendukung Ganjar Pranowo yang merupakan kader dari PDIP sebagai Capres 2024. Menurut Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kerja sama dari kedua partai akan menjadi samekin mampu menguatkan sistem presidensial kepartaian.
Pasalnya, memang PDIP sendiri merupakan Parpol yang menolak menggunakan konsep koalisi dalam Pemilu. Karena mereka menganggap bahwa dalam sistem presidensial ini, yang ada adalah kerja sama politik. Hasto juga meyakini bahwa adanya kerja sama dengan PPP mampu memperluas basis politik dan pemilih nantinya.
Sejauh ini, memang antara PDIP dan PPP sendiri telah memiliki rekam jejak kerja sama yang panjang sejak menjadi korban politik pada era Orde Baru silam. Maka tentunya Sekjen PDIP itu menilai adanya kerja sama politik antar kedua partai mampu mendatangkan banyak hal positif dan semakin memperkuat energi kemenangan di Pilpres 2024.
Bahkan, dirinya menyebut bahwa pertemuan antara PDIP dengan PPP pada hari Minggu tanggal 30 April 2023 menjadi hal yang sangat penting bagi kedua partai karena memang untuk bisa mengukuhkan kerja sama dalam rangka Pemilu Pilpres 2024. Terlebih, dirinya menjelaskan bahwa sebenarnya hubungan antara kedua partai sudah dekat, bukan hanya karena lokasi kantornya saja yang bersampingan. Sejarah menunjukkan bahwa PPP sendiri lahir pada tanggal 5 Januari 1973, sedangkan PDIP lahir pada 10 Januari 1973, sehingga dia menyebut partai berlambang Ka’bah tersebut sebagai saudara tua.
Hasto juga sangat menginginkan agar kerja sama yang terjalin antara kedua partai bisa membawa amanah bagi bangsa Indonesia untuk maju dan rakyat mampu menuai keberkahan atasnya.
Sementara itu, Plt Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono menjelaskan mengenai landasan kerja sama politik yang dibangun antara PDIP dengan partainya, yakni berdasarkan kerja sama politik yang bersifat presidensial.
Dalam landasan adanya kerja sama politik presidensial tersebut, Mardiono berpesan mewakili PPP kepada Capres yang mereka usung, yakni Ganjar Pranowo memang dinilai telah memiliki misi kerakyatan, mereka menitipkan agar nantinya politik yang dijalankan oleh Gubernur Jawa Tengah adalah politik yang amar ma’ruf nahi munkar (mengajak pada perbuatan baik dan mencegah dari perbuatan buruk).
Bukan hanya itu, namun PPP juga meminta kepada Capres dari Kader PDIP itu untuk bisa melanjutkan estafet kepemimpinan dalam melanjutkan pembangunan bangsa Indonesia. Menurutnya bangsa ini sama sekali tidak boleh stagnan dan harus terus maju ke depan karena dirinya sama sekali tidak menginginkan negara ini tertinggal dengan negara lain, dia juga sangat ingin agar Tanah Air bisa terus mengejar ketertinggalan serta mampu sejajar dengan negara lain.
Inti dari adanya landasan kerja sama yang dibangun antara PDIP dengan PPP adalah bagaimana upaya untuk terus membangun bangsa Indonesia ke depannya agar rakyat bisa menikmati hasil dari demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Mardiono juga menjelaskan mengenai adanya perbedaan ranah antara sikap koalisi dengan keputusan internal partai, yang mana harus bisa saling menghargai dan menghormati serta tidak mencampuri urusan internal masing-masing.
Dia memahami dan menyadari bahwa memang apabila terjadinya perbedaan pandangan politik di Indonesia merupakan hal yang niscaya dalam dunia politik, karena memang pada dasarnya Indonesia sendiri adalah sebuah negara yang menganut sistem demokrasi dan masyarakat memiliki hak untuk bisa menentukan pilihan mereka masing-masing. Senada, Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri juga menhucapkan bahwa dalam dunia politik sama sekali tidak ada hal yang statis.
Demi untuk bisa mengawal dan mewujudkan agar bangsa Indonesia ini bisa bangkit dan mengejar ketertinggalan agar sejajar dengan negara maju lainnya di dunia, PPP dan PDIP lakukan kerja sama politik presidensial. Hal tersebut terus diupayakan agar bisa terlahir politik yang amar ma’ruf nahi munkar.
Penulis adalah kontributor Daris Pustaka